?> Mengurangi Human Error dengan Otomatisasi Workflow | Dartmedia

Our Latest Articles

Business

Mengurangi Human Error dengan Otomatisasi Workflow

#Digitalisasi #Workflow Builder

Share to Twitter Share to LinkedIn
Mengurangi Human Error dengan Otomatisasi Workflow
14 August 2025

Human error adalah salah satu penyebab utama inefisiensi dalam proses bisnis. Kesalahan input data, kelalaian dalam mengikuti prosedur, hingga keterlambatan persetujuan dapat berdampak pada biaya tambahan, reputasi perusahaan, bahkan kerugian besar. Seiring meningkatnya kompleksitas bisnis, risiko human error pun semakin tinggi.

 

Otomatisasi workflow hadir sebagai solusi untuk meminimalkan risiko tersebut dengan mengubah proses manual menjadi alur kerja digital yang terstruktur, terukur, dan dapat dipantau secara real-time.

 

 

Mengapa Human Error Terjadi dalam Workflow

 

Sebelum membahas solusi, penting memahami sumber kesalahan manusia di dalam proses bisnis:

 

1. Beban Kerja Berlebihan
Ketika karyawan menangani terlalu banyak tugas sekaligus, potensi kelalaian meningkat.

 

2. Kurangnya Standarisasi Proses
Proses kerja yang tidak terdokumentasi dengan jelas memicu perbedaan interpretasi antar anggota tim.

 

3. Komunikasi yang Buruk
Informasi yang hilang atau disampaikan tidak lengkap dapat memicu keputusan yang salah.

 

4. Penggunaan Sistem yang Tidak Terintegrasi
Memindahkan data antar sistem manual membuka peluang terjadinya kesalahan input.

 

 

Bagaimana Otomatisasi Workflow Mengurangi Human Error

 

1. Standarisasi Proses Secara Digital
Otomatisasi memastikan setiap langkah dijalankan sesuai urutan dan aturan yang telah ditetapkan. Sistem akan menolak atau memberi peringatan jika ada langkah yang terlewat.

2. Pengurangan Intervensi Manual
Proses seperti pengisian data, perhitungan, atau pengiriman dokumen dapat dilakukan otomatis, sehingga mengurangi risiko salah ketik atau perhitungan.

3. Notifikasi dan Pengingat Otomatis
Deadline dan tugas yang belum selesai dapat dipantau melalui notifikasi otomatis, mencegah keterlambatan yang disebabkan oleh kelupaan.

4. Pelacakan dan Audit Trail
Semua aktivitas terekam secara digital, sehingga kesalahan dapat ditelusuri dengan cepat untuk perbaikan proses.

 

Studi Kasus Otomatisasi Workflow

 

Kasus 1: Perusahaan Distribusi
Sebelum otomatisasi, proses pemesanan barang memerlukan konfirmasi manual dari beberapa divisi. Akibatnya, terjadi keterlambatan pengiriman dan kesalahan jumlah barang.


Setelah menggunakan platform dengan workflow otomatis seperti Byon, setiap pesanan langsung terintegrasi dengan sistem inventaris, menghasilkan pengurangan kesalahan data hingga 80% dan mempercepat waktu pemrosesan 40%.

 

Kasus 2: Perusahaan Jasa Keuangan
Proses verifikasi dokumen nasabah awalnya dilakukan dengan email dan spreadsheet. Hal ini sering menimbulkan duplikasi data dan dokumen hilang.


Dengan otomatisasi, dokumen langsung diunggah dan diverifikasi melalui alur digital yang terstandarisasi. Hasilnya, kesalahan verifikasi turun drastis dan SLA layanan meningkat signifikan.

 

 

Praktik Terbaik Menerapkan Otomatisasi Workflow

 

1. Analisis Proses Secara Menyeluruh
Identifikasi titik rawan kesalahan sebelum mengubahnya menjadi alur otomatis.

2. Mulai dari Proses Prioritas Tinggi
Fokus pada area yang memiliki dampak terbesar terhadap operasional atau biaya.

3. Libatkan Tim yang Terlibat Langsung
Mendapatkan masukan dari pengguna akhir memastikan workflow yang dibuat sesuai kebutuhan nyata.

4. Gunakan Validasi Data di Setiap Tahap
Pastikan sistem memeriksa data yang dimasukkan untuk menghindari kesalahan awal.

5. Pantau dan Evaluasi Secara Berkala
Otomatisasi bukan proses sekali jadi—selalu ada ruang untuk peningkatan.

 

Menatap Masa Depan Workflow yang Bebas Human Error

 

Otomatisasi workflow bukan berarti menghilangkan peran manusia, melainkan mengalihkan tenaga kerja dari tugas-tugas repetitif yang rawan kesalahan ke pekerjaan yang lebih strategis. Dengan perencanaan matang, implementasi yang tepat, dan pemantauan berkelanjutan serta menggunakan platform yang tepat seperti Byon, perusahaan dapat menciptakan proses bisnis yang lebih efisien, akurat, dan adaptif terhadap perubahan.

 

Hasil akhirnya adalah peningkatan produktivitas, pengurangan biaya, dan penguatan daya saing di pasar yang semakin kompetitif.

Irsan Buniardi