?> Jenis Potongan Karyawan dalam Perusahaan dan Aturan yang Mengikutinya | Dartmedia

Our Latest Articles

Business

Jenis Potongan Karyawan dalam Perusahaan dan Aturan yang Mengikutinya

#Byon #HRIS

Share to Twitter Share to LinkedIn
Jenis Potongan Karyawan dalam Perusahaan dan Aturan yang Mengikutinya
26 September 2025

Dalam manajemen keuangan karyawan, potongan karyawan adalah hal penting yang harus diatur secara transparan dan sesuai aturan. Potongan ini bukan hanya sekadar pengurangan nominal gaji, melainkan memiliki dasar hukum, teori, dan mekanisme tertentu. Dengan memahami jenis-jenisnya, aturan yang berlaku, serta tantangan dan solusinya, perusahaan dapat menghindari konflik sekaligus meningkatkan kepercayaan karyawan.

 

 

Jenis Potongan Karyawan

 

1. Potongan Pinjaman Karyawan
Potongan ini terjadi ketika perusahaan memberikan fasilitas pinjaman pribadi kepada karyawan untuk kebutuhan tertentu. Cicilan pinjaman akan dipotong langsung dari gaji bulanan sesuai perjanjian yang telah disepakati. Penting untuk memastikan adanya catatan resmi agar tidak menimbulkan perselisihan di kemudian hari.

 

2. Potongan Kehilangan atau Kerusakan Barang
Jika karyawan lalai menjaga inventaris perusahaan hingga menyebabkan kerugian, perusahaan dapat mengenakan potongan. Namun, potongan ini wajib memiliki bukti yang jelas dan harus disertai persetujuan. Tindakan sepihak tanpa prosedur resmi berpotensi melanggar hukum.

 

3. Potongan Fasilitas Mess atau Akomodasi
Karyawan yang tinggal di mess atau asrama perusahaan biasanya dikenakan biaya tertentu. Besarannya ditentukan sejak awal masa kerja dan sebaiknya tercantum dalam kontrak. Transparansi sejak awal akan menghindari kesalahpahaman.

 

4. Potongan Program Kesejahteraan
Potongan ini mencakup iuran wajib seperti BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, atau program asuransi lain. Perusahaan bertindak sebagai pemotong sekaligus penyetor. Karena sifatnya regulasi, potongan ini berlaku universal dan harus dipatuhi.

 

5. Potongan Disiplin Kerja
Potongan ini dikenakan jika karyawan sering terlambat atau absen tanpa alasan. Namun, jumlah potongan harus sesuai dengan peraturan perusahaan yang disetujui bersama. Jika terlalu berlebihan, bisa dianggap melanggar hak karyawan.

 

 

Teori dan Aturan di Balik Potongan

 

1. Teori Keadilan (Equity Theory)
Menurut teori ini, karyawan akan menilai keadilan berdasarkan perbandingan usaha yang dikeluarkan dengan hasil yang diterima. Potongan yang tidak transparan atau tidak adil dapat menurunkan motivasi kerja. Oleh karena itu, perusahaan harus memastikan semua potongan memiliki dasar yang jelas.

 

2. Dasar Hukum Potongan
Potongan gaji diatur dalam UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Aturan ini menegaskan bahwa potongan hanya sah jika terdapat perjanjian atau ketentuan resmi dari perusahaan. Potongan sepihak yang merugikan pekerja dianggap melanggar hukum.

 

3. Aturan Upah Minimum
Gaji karyawan setelah dipotong tetap tidak boleh lebih rendah dari UMK atau UMP yang berlaku. Aturan ini bertujuan melindungi pekerja agar tetap memperoleh penghasilan layak meskipun ada pemotongan.

 

 

Tantangan dalam Pengelolaan Potongan

 

1. Keterlambatan Pencatatan
Banyak perusahaan masih mencatat potongan seperti pinjaman atau fasilitas secara manual. Kondisi ini rentan menimbulkan keterlambatan atau salah perhitungan.

 

2. Perbedaan Persepsi
Karyawan seringkali merasa potongan yang dikenakan terlalu besar, sementara perusahaan berpegang pada kebijakan internal. Hal ini bisa menimbulkan konflik jika komunikasi tidak terbuka.

 

3. Kesalahan Input Data
Kesalahan manusia saat melakukan perhitungan payroll dapat menyebabkan potongan tidak sesuai. Akibatnya, slip gaji yang diterima karyawan tidak mencerminkan kondisi sebenarnya.

 

4. Jumlah Karyawan yang Besar
Semakin banyak karyawan, semakin kompleks pula administrasi potongan. Perusahaan dengan ribuan karyawan membutuhkan sistem yang lebih terstruktur agar potongan tetap akurat.

 

 

Manfaat Sistem Terintegrasi untuk Potongan Gaji

 

1. Transparansi Data
Dengan sistem terintegrasi, setiap potongan terekam otomatis dan dapat dipantau. Karyawan bisa memverifikasi slip gaji kapan saja sehingga menumbuhkan rasa percaya terhadap perusahaan.

 

2. Efisiensi Proses Payroll
Sistem dengan perhitungan otomatis seperti Byon membuat HR dan tim finance tidak perlu lagi menginput data manual. Proses pembayaran gaji menjadi lebih cepat dan risiko keterlambatan berkurang drastis.

 

3. Mengurangi Konflik Internal
Setiap potongan disertai alasan dan dokumentasi yang jelas, sehingga memudahkan perusahaan menjawab pertanyaan karyawan. Hal ini mengurangi potensi perselisihan terkait gaji.

 

4. Dokumentasi yang Rapi
Data historis tersimpan dengan baik dan bisa digunakan untuk audit maupun evaluasi. Perusahaan juga dapat melihat tren potongan dari waktu ke waktu untuk kebutuhan analisis.

 

 

Pentingnya Transparansi Dengan Karyawan

 

Mengelola potongan karyawan tidak bisa dilakukan sembarangan. Harus ada aturan hukum, teori keadilan, dan mekanisme yang jelas. Dengan sistem yang terintegrasi seperti Byon, semua pihak terlindungi: perusahaan lebih mudah mengelola, karyawan lebih percaya, dan potensi konflik bisa ditekan. Pada akhirnya, potongan gaji adalah bagian dari kesepakatan yang menjaga keseimbangan hak dan kewajiban.

Irsan Buniardi