?> Peran HRIS dalam Mencegah Kecurangan Internal Perusahaan | Dartmedia

Our Latest Articles

Business

Peran HRIS dalam Mencegah Kecurangan Internal Perusahaan

#Byon #Fraud Detection System #HRIS

Share to Twitter Share to LinkedIn
Peran HRIS dalam Mencegah Kecurangan Internal Perusahaan
17 October 2025

Di tengah perkembangan bisnis digital yang semakin pesat, salah satu tantangan terbesar yang sering diabaikan adalah kecurangan internal. Banyak perusahaan sudah fokus pada ancaman eksternal seperti pencurian data atau penipuan pelanggan, tetapi lupa bahwa potensi kerugian justru bisa datang dari dalam. Karyawan yang memiliki akses terhadap sistem keuangan, data kehadiran, atau laporan pengeluaran bisa saja melakukan manipulasi tanpa terdeteksi dalam waktu lama.

 

Di sinilah peran Human Resource Information System (HRIS) menjadi penting — bukan hanya sebagai alat administrasi sumber daya manusia, tetapi juga sebagai lapisan pertama dalam sistem pendeteksi kecurangan internal (Fraud Detection System).

 

 

Masalah Umum dalam Kecurangan Internal

 

Beberapa bentuk kecurangan yang sering terjadi dalam lingkup HR dan operasional antara lain:

 

 

Masalah-masalah ini terlihat sederhana, tetapi jika terjadi terus-menerus, dampaknya bisa besar bagi keuangan dan integritas perusahaan.

 

 

Bagaimana HRIS Membantu Mendeteksi Kecurangan

 

HRIS modern bukan hanya tempat menyimpan data pegawai. Dengan penggunaan yang tepat, sistem ini bisa membantu mendeteksi dan mencegah kecurangan internal melalui beberapa cara praktis:

 

1. Jejak Aktivitas (Audit Trail)
Setiap perubahan data di HRIS biasanya tercatat — siapa yang mengubah, kapan, dan apa yang diubah. Audit trail ini memudahkan tim HR atau manajemen untuk menelusuri sumber kesalahan atau manipulasi.

 

2. Verifikasi Data Ganda
HRIS memungkinkan pengecekan silang antara data absensi, penggajian, dan divisi. Misalnya, jika seorang karyawan absen selama seminggu tetapi tetap menerima gaji penuh, sistem dapat memberi tanda peringatan sederhana.

 

3. Hak Akses yang Terbatas
Dengan pembagian hak akses yang jelas, HRIS membantu memastikan bahwa tidak semua orang bisa melihat atau mengedit data sensitif. Misalnya, staf HR bisa memproses absensi, tetapi tidak bisa mengubah data gaji.

 

4. Integrasi dengan Sistem Absensi
Ketika HRIS terhubung dengan sistem absensi digital seperti fingerprint atau face recognition, data kehadiran menjadi jauh lebih akurat dan sulit dimanipulasi. HRIS kemudian dapat secara otomatis menolak data yang tidak sesuai dengan catatan perangkat absensi.

 

 

Membangun Budaya Kejujuran melalui HRIS

 

Penerapan HRIS bukan hanya soal teknologi, tetapi juga mendorong budaya kerja yang lebih transparan dan akuntabel. Ketika karyawan tahu bahwa setiap data dan aktivitas terekam dengan jelas, mereka cenderung lebih berhati-hati dan jujur dalam bekerja.

 

Selain itu, sistem yang teratur seperti Byon membantu HR mengurangi beban administratif. Tim HR tidak lagi perlu memeriksa absen manual atau menghitung gaji secara terpisah. Dengan waktu yang lebih efisien, mereka bisa fokus pada pengembangan karyawan dan peningkatan produktivitas.

 

 

Langkah Praktis untuk Perusahaan

 

Bagi perusahaan yang ingin menerapkan HRIS sebagai alat deteksi fraud, berikut beberapa langkah sederhana:

 

1. Audit internal secara berkala – pastikan data payroll, absensi, dan klaim pengeluaran konsisten.

2. Tentukan peran dan hak akses untuk setiap pengguna HRIS.

3. Gunakan notifikasi atau laporan otomatis untuk mendeteksi anomali sederhana, seperti absen berulang atau lembur berlebihan.

4. Edukasi karyawan tentang pentingnya kejujuran dan konsekuensi hukum dari manipulasi data.

5. Simpan semua perubahan data untuk keperluan audit di masa depan.

 

 

HRIS sebagai Penjaga Integritas Perusahaan

 

HRIS bukan hanya alat administratif, melainkan juga penjaga kejujuran organisasi. Melalui transparansi dan pencatatan yang rapi, HRIS membantu menciptakan lingkungan kerja yang aman, profesional, dan berintegritas tinggi.

 

Dengan dukungan ekosistem digital seperti Byon, perusahaan tidak hanya membangun efisiensi, tetapi juga memperkuat kepercayaan di antara setiap anggota tim — pondasi penting menuju budaya kerja yang beretika dan berkelanjutan.

Irsan Buniardi